Jamiyahan Madin NU Buaran

Penanaman karakter Ahlussunah wal jamaah yang lekat dengan kultur Nusantara.

Wisudawati Madin NU Buaran

Bukan hal mudah untuk menjadi wisudawati, namun dengan niat dan ketekunan yang gigihlah kami sampai disini.

Wisudawan Madin NU Buaran

Setidaknya kami telah mengenyam lembaran kitab-kitab kuning, yang akan kami perjuangkan kelak.

Suasana Belajar Madin NU Buaran

Belajar diwaktu kecil laksana mengukir diatas batu, ya... semoga ukiran kami tetap abadi.

Rutinitas Malam Jum'at

Adu strategi, siapkan mental jadi yang pertama meraih juara.

Pages

Senin, 12 Februari 2018

MADIN NU Buaran Manfaatkan Liburan Untuk Menata Sistem Madrasah dan Kembangkan Potensi Keorganisasian Santri

Kota Pekalongan ~ Kegiatan Diklat Administrasi Asatidz dan Pengembangan Organisasi Santri Marasah Diniyyah Nahdlatul Ulama (MADIN) NU Buaran, terselenggara untuk mengisi waktu liburan semester Gasal sejak 15 Desember 2017 kemarin hingga 3 Januari 2018 mendatang. Acara yang berlangsung selam dua hari tersebut, terlaksana di Bumi Perkemahan Linggo Asri Kabupaten Pekalongan pada (27-28/12/2017) kemarin. Kepala Madin NU Buaran, Ustadz M. Adam menjelaskan. Bahwa inti kegiatan Diklat dan pelatihan Organisasi Bagi santri tersebut, dilakukan untuk mengisi waktu libur dengan acara positif dan sekaligus untuk menata sistem madrasah agar semakin baik. "Kami sadar bahwa keberadaan madin sekarang ini semakin mendapatkan tempat dimasyarakat. Terlebih kabarnya pemerintah semakin mengakui keberadaan madin dengan pemberian status yang lebih jelas. Hal itu yang menjadi alasan utama dilakukan diklat dengan tujuan untuk menata sistem madrasah menjadi semakin baik." Turur Ustadz tamatan Pon Pes At Taufiqi Wonopringgo Pekalongan. Lebih lanjut Ustadz Adam menambahkan, "diklat tersebut mendatangkan narasumber para praktisi pendidikan untuk mengajari para asatidz tentang bagaimana cara menyususun rencana pembelajaran, serta cara bagaimana memberikan penilaian terhadap santri untuk mengisi buku raport". Sebab menurutnya selama ini guru-guru Madin hampir sebagian besar tidak mengenal sistem pendidikan secara formal. Makanya kegiatan yang berisi mengenahi bagaimana penyusunan rencana pembelajaran dan mekanisme penilaian tersebut dilakukan sebagai upaya pembenahan sistem pendidikan madrasah. Selain para asatidz dituntut untuk mengembangkan metode pmbelajaran, kegiatan tersebut juga untuk menata para santri agar tidak canggung dalam bermasyarakat. Sebab pendidikan madin yang merupakan cermin pendidikan pesantren dikampung, yang kental dengan aktifitas sosial. "Para santri juga kita latih entang bagaimana berorganisasi yang baik, dengan tujuan agar mereka dapat aktif dimasyarakat minimal dimusholla rumahnya." Beber adam mengenahi kegiaan pengembangan organisasi bagi antri kelas wustho dengan usia setingkat SLTP dan SLTA
Bahkan pungkas adam, "para santri juga kita kenalkan tentang organisasi NU yang memiliki sikap kebangsaan yang jelas, untuk membentengi mereka dari serangan arus radikalisme atasnama agama yang sekarang meyerang para pelajar."

Sabtu, 06 Mei 2017

8 Thropi, Bawa MADIN NU Buaran Unggul dari Madin dan Pon Pes Se-Kota Pekalongan



madinnubuarannews.com - Meskipun Madrasah Diniyyah Nahdlatul Ulama (MADIN NU) Buaran bukan sebuah Pondok Pesatren sebagaimana umumnya, namun nyatanya santri-santri di lembaga pendidikan yang semi pondok pesantren tersebut semangatnya tidak bisa dianggap enteng dalam "ngaji" belajar agama. Bahkan kualitas maupun hasilnya pun tidak mengecewakan. 

Kegiatan POSPEDA Pekan Olahraga Seni Pondok Pesantren (MADIN) Se-Kota Pekalongan yang digelar di Madin Kergeon Kota Pekalongan Sabtu (27/04) kemarin. Menjadi ajang pembuktian bagi Madin NU Buaran dimata publik, sebab 8 Piala berhasil direbut untuk dibawa pulang, bahkan dalam kompetisi yang ada, madin nu buaran berhasil menggeser pesaingany yang berasal dari pondok pessantren. Kepala Madin NU Buaran Ust. Fathurrahman mengatakah, "memang secara hitung-hitungan, pereolehan juara (thropy) begitu banyan dan tidak terbanyangkan sebelumnya. Tapi semua itu bukan tanpa sebab, justru para santri sangat gigih berlajar untuk memersiapkan perlombaan. Dan hasilnya alhamdulillah seperti lomba cerdas ceramat, anak-anak santri kami berhasil menjadi juara mengusir dua pondok pesantren." ungkapnya

Adapun yang menjadi juara pada lomba pospeda trebut adalah: Amelia Qothrunnada (2b) Falasifa (2b) dan Tsalsa Karima (3b) juara I Lomba Cerdas Cermat. Kemudian Rizqa Aprilia Salma (1A) juara 3 lomba baca Pusi. Kemudian Dhika Juan Susilo (1A) juara I lomba imla' dan murottal. Kemudian Istikharoh (2A) Juara 3 Lomba Musabaqoh Qiroatul Kutub. Kemudian Dhiya Fitri Amalia (1B) juara 2 Aqidatul Awam. Kemudian  Hikmal (1B) Juara I Aqidatul Awam. Fitria (1A) Juara 3 Imla' dan Murotal. Kemudian Naisuyil Hilmi (3A) Juara 3 Kalirafi.

Sabtu, 04 Februari 2017

Meriahnya Harlah Miladiyah NU ke 91 Oleh Santri Madin NU Buaran

Santri Putri Madin NU Buaran membentangkan gambar yang bertuliskan
selamat Harlah NU ke 91.
madinnubuarannews.com - Tidak ingin kehilangan momentum penting kelahiran Nahdlatul Ulama yang ke 91 secara miladiyah, Madrasah Diniyyah Nahdlatul Ulama (MADIN NU) Buaran kota pekalongan menggelar konser solawat, yang dilaksanakan pada selasa sore 31 januari 2017 kemarin. Kegiatan tersebut sengaja digelar oleh OSMANU (organisasi santri madin NU) Buaran, selain merupakan rutinan bulanan yang disebut "Jamiyyahan" juga spesial digelar untuk memperingati Harlah NU yang ke 91 secara hitungan tahun masehi. 


Dalam peringatan harlah yang dibuka dengan pembacaan maulid al-Barzanji yang dimeriahkan oleh grup simthut duror dari IPNU ranting setempat, sengaja digelar untuk memberikan pembelajaran kepada santri madin nu buaran terhadap sejarah penting yang terjadi di republik Indonesia ini, yaitu lahirnya Nahdlatul Ulama yang kemudian menyebabkan merdekanya Republik Indonesia. Kepala Madrasah Diniyyah Nahdlatul Ulama Buaran Ustadz Fathurrahman menuturkan, "Haflah atau peringatan harlah NU ke 91 secara miladiyah ini bertujuan untuk mengenalkan sedini mungkin kepada santri, tentang apa itu sejarah kelahiran Nahdlatul Ulama, yang merupakan "kiblat" dalam bersendi kegidupan di Negara Kesatuan Republik Indonesia." tuturnya. 

Santri Madin Ketika Khidmat Srakal ketika pembacaan
Maulid al-Barzanzi
Lebih lanjut Pria jebolan pondok pesantren termas pacitan jawa timur yang menahkodai madrasah tersebut faturrahman menegaskan. Jika hanya mengandalkan sebagai madrasah yang dibawah naungannahdlatul ulama saja baginya kurang begitu ideal untuk lebih mendarahdagingkan NU dimata santri. Sehingga selain pendalam ajaran aswaja dan kitab kuning yang diajarkan dalam setiap harinya, juga amaliyah NU perlu dilaksanakan terlebih dihari-hari tertentu seperti kelahiran NU. "Meskipun semua materi pelajaran beserta dewan asatidz di madrasah ini berasal dari pesantren NU, namun sangat diperlukan juga pengajaran tentang ke-NU-an selain yang sudah ada dikurikulum pendidikan berbentuk kitab kuning sperti risalah ahlussunah, sehingga momentum harlah inilah sebagain cara yang kami lakukan dalam rangka itu." Pungkas Kepala Madin NU Buaran.

Rabu, 07 Desember 2016

Logo NU Warna







PENGUMUMAN !!!



Ujian Semester I (Gasal)                 03 - 08 Desember 2016

Ujian Susulan Dan Remidial          10 - 11 Desember 2016

Kegiatan OSMANU                         12 - 14 Desember 2016

Pengambilan Buku Raport             15        Desember 2016


Rabu, 13 April 2016

Penjual Bambu Mendadak, Bangkrut

Mbah Yai Idris pernah bercerita,  suatu ketika, KH. Mahrus Ali Lirboyo disowani oleh seorang alumni yang usahanya bangkrut.

Setelah didawuhi oleh mbah yai Mahrus, akhirnya si alumni bercerita tentang ihwal usahanya. 
“Begini mbah yai, dulu setelah tamat saya pulang ke rumah dan memulai usaha dengan berjualan bambu. Alhamdulillah, lantaran berkah doa mbah yai, usaha saya lambat laun berkembang. Awalnya, untuk mengantar bambu pesanan pelanggan saya memakai gerobak dorong.”  

Setelah menghela nafas, si alumni melanjutkan ceritanya. “Lima tahun kemudian, dari tabungan hasil jualan bambu, alhamdulillah saya bisa membeli sebuah truck untuk kendaraan operasional dan usaha jualan bambu saya maju pesat. Jika sebelumnya dengan menggunakan gerobak dorong saya hanya bisa melayani pelanggan di desa saya dan desa-desa sekitarnya, begitu saya memiliki truck akhirnya saya bisa melayani penjualan bambu sampai ke luar kota.”  

Setelah disilahkan untuk minum teh oleh mbah yai Mahrus, si alumni kembali melanjutkan ceritanya. “Karena permintaan bambu dari luar kota semakin banyak, sementara kendaraan angkutnya cuma satu unit, akhirnya saya membeli lagi kendaraan pengangkut bambu secara bertahap sampai 10 unit truck. Dan alhamdulillah mbah yai, usaha sayapun melebar. Dari hanya jualan bambu, kemudian saya mencoba untuk membuka usaha baru jasa angkutan. Dan usaha baru saya ini maju pesat, bahkan lebih pesat dibanding usaha jualan bambu.”  

Setelah diam sesaat, si alumni bercerita lagi. “Tapi entah kenapa, setelah itu penghasilan yang saya peroleh dari hasil jualan bambu semakin hari semakin menyusut. Memang masih ada laba, tapi tidak seberapa, malah kadang-kadang tidak ada laba sama sekali. Sementara untuk usaha jasa angkutan saya terus meningkat. Karena saya tidak ingin terlalu repot, akhirnya usaha jualan bambu saya tutup dan saya fokus pada usaha jasa angkutan.”  
“Setelah kamu fokus pada jasa angkutan, bagaimana perkembangan penghasilanmu selanjutnya?”, tanya mbah yai Mahrus menimpali.  

Si alumni menjawab, “Anu mbah yai, awalnya masih lancar dan penghasilan saya tetap besar. Tapi setelah itu usaha jasa angkutan saya menyusut karena banyak saingan dan akhirnya satu persatu truck yang ada saya jual semua untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sayapun menjadi bangkrut.”  

Mbah yai Mahrus dawuh,“Heemmm…, lha itu salahmu. Wong jualan bambu itu yang mengantarkan kamu bisa membeli truck sampai 10 unit dan hidup berkecukupan, koq malah ditutup.”.

Minggu, 10 April 2016

Penemu Angka Nol, Satu dari sederet bukti Umat Islam dalam dunia keilmuan.

al-Khawarizimi
Legitimatisi (klaim) sepihak dari kalangan barat (non-Islam) sebagai gudangnya Ilmu Pengetahuan (munculnya para ilmuan), tidak bisa diterima secara mutlak (paten) kebenaranya. Sebab dari kalangan ulama', nyatanya tidak sedikit yang menemukan fan (cabang) ilmu, misalnya seorang ulama asal baghdad yang bernama "Muhammad bin Musa Al Khawarizmi," merupakan ilmuan  pertama di dunia Exact.

Meskipun masyarakat dunia sangat mengenal seorang ilmuan dari barat yang bernama "Leonardo Fibonacci" sebagai ahli matematika aljabar. Namun, dibalik kedigdayaan Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar ternyata hasil pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ilmuwan Muslim bernama Muhammad bin Musa Al Khawarizmi

Muhammad bin Musa Al Khawarizmi dilahirkan di Bukhara sekitar awal pertengahan abad ke-9M (Tahun 780-850 M), atas raihanya dan sumbangsihnya dalam dunia kelilmuan menyebabkan, Ia memiliki banyak panggilan, selain terkenal dengan sebutan Al-Khawarizmi, beliau juga dikenal sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Sedankan di Barat Al-Khawarizmi dikenal sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan Ia dikenal sebagai penemu dari Aljabar dan juga angka nol.
Penyebutanya yang begitu banyak tersebut, karena Ia termasuk seorang intelektual muslim yang banyak menyumbangkan karyanya dibidang matematika, geometri, musik dan sejarah. Selainitu, beliau berjasa dalam mendirikan pilar-pilar matematika modern dan termasuk pengembang ilmu geometrik dengan angka-angka untuk persamaan kuadrat. Diantara penemuannya adalah menemukan angka nol. Beliau lahir di Khawarizmi, Selatan Amu Darya pada tahun 780 Masehi.
Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

(H-009)