Jamiyahan Madin NU Buaran

Penanaman karakter Ahlussunah wal jamaah yang lekat dengan kultur Nusantara.

Wisudawati Madin NU Buaran

Bukan hal mudah untuk menjadi wisudawati, namun dengan niat dan ketekunan yang gigihlah kami sampai disini.

Wisudawan Madin NU Buaran

Setidaknya kami telah mengenyam lembaran kitab-kitab kuning, yang akan kami perjuangkan kelak.

Suasana Belajar Madin NU Buaran

Belajar diwaktu kecil laksana mengukir diatas batu, ya... semoga ukiran kami tetap abadi.

Rutinitas Malam Jum'at

Adu strategi, siapkan mental jadi yang pertama meraih juara.

Pages

Sabtu, 06 Mei 2017

8 Thropi, Bawa MADIN NU Buaran Unggul dari Madin dan Pon Pes Se-Kota Pekalongan



madinnubuarannews.com - Meskipun Madrasah Diniyyah Nahdlatul Ulama (MADIN NU) Buaran bukan sebuah Pondok Pesatren sebagaimana umumnya, namun nyatanya santri-santri di lembaga pendidikan yang semi pondok pesantren tersebut semangatnya tidak bisa dianggap enteng dalam "ngaji" belajar agama. Bahkan kualitas maupun hasilnya pun tidak mengecewakan. 

Kegiatan POSPEDA Pekan Olahraga Seni Pondok Pesantren (MADIN) Se-Kota Pekalongan yang digelar di Madin Kergeon Kota Pekalongan Sabtu (27/04) kemarin. Menjadi ajang pembuktian bagi Madin NU Buaran dimata publik, sebab 8 Piala berhasil direbut untuk dibawa pulang, bahkan dalam kompetisi yang ada, madin nu buaran berhasil menggeser pesaingany yang berasal dari pondok pessantren. Kepala Madin NU Buaran Ust. Fathurrahman mengatakah, "memang secara hitung-hitungan, pereolehan juara (thropy) begitu banyan dan tidak terbanyangkan sebelumnya. Tapi semua itu bukan tanpa sebab, justru para santri sangat gigih berlajar untuk memersiapkan perlombaan. Dan hasilnya alhamdulillah seperti lomba cerdas ceramat, anak-anak santri kami berhasil menjadi juara mengusir dua pondok pesantren." ungkapnya

Adapun yang menjadi juara pada lomba pospeda trebut adalah: Amelia Qothrunnada (2b) Falasifa (2b) dan Tsalsa Karima (3b) juara I Lomba Cerdas Cermat. Kemudian Rizqa Aprilia Salma (1A) juara 3 lomba baca Pusi. Kemudian Dhika Juan Susilo (1A) juara I lomba imla' dan murottal. Kemudian Istikharoh (2A) Juara 3 Lomba Musabaqoh Qiroatul Kutub. Kemudian Dhiya Fitri Amalia (1B) juara 2 Aqidatul Awam. Kemudian  Hikmal (1B) Juara I Aqidatul Awam. Fitria (1A) Juara 3 Imla' dan Murotal. Kemudian Naisuyil Hilmi (3A) Juara 3 Kalirafi.

Sabtu, 04 Februari 2017

Meriahnya Harlah Miladiyah NU ke 91 Oleh Santri Madin NU Buaran

Santri Putri Madin NU Buaran membentangkan gambar yang bertuliskan
selamat Harlah NU ke 91.
madinnubuarannews.com - Tidak ingin kehilangan momentum penting kelahiran Nahdlatul Ulama yang ke 91 secara miladiyah, Madrasah Diniyyah Nahdlatul Ulama (MADIN NU) Buaran kota pekalongan menggelar konser solawat, yang dilaksanakan pada selasa sore 31 januari 2017 kemarin. Kegiatan tersebut sengaja digelar oleh OSMANU (organisasi santri madin NU) Buaran, selain merupakan rutinan bulanan yang disebut "Jamiyyahan" juga spesial digelar untuk memperingati Harlah NU yang ke 91 secara hitungan tahun masehi. 


Dalam peringatan harlah yang dibuka dengan pembacaan maulid al-Barzanji yang dimeriahkan oleh grup simthut duror dari IPNU ranting setempat, sengaja digelar untuk memberikan pembelajaran kepada santri madin nu buaran terhadap sejarah penting yang terjadi di republik Indonesia ini, yaitu lahirnya Nahdlatul Ulama yang kemudian menyebabkan merdekanya Republik Indonesia. Kepala Madrasah Diniyyah Nahdlatul Ulama Buaran Ustadz Fathurrahman menuturkan, "Haflah atau peringatan harlah NU ke 91 secara miladiyah ini bertujuan untuk mengenalkan sedini mungkin kepada santri, tentang apa itu sejarah kelahiran Nahdlatul Ulama, yang merupakan "kiblat" dalam bersendi kegidupan di Negara Kesatuan Republik Indonesia." tuturnya. 

Santri Madin Ketika Khidmat Srakal ketika pembacaan
Maulid al-Barzanzi
Lebih lanjut Pria jebolan pondok pesantren termas pacitan jawa timur yang menahkodai madrasah tersebut faturrahman menegaskan. Jika hanya mengandalkan sebagai madrasah yang dibawah naungannahdlatul ulama saja baginya kurang begitu ideal untuk lebih mendarahdagingkan NU dimata santri. Sehingga selain pendalam ajaran aswaja dan kitab kuning yang diajarkan dalam setiap harinya, juga amaliyah NU perlu dilaksanakan terlebih dihari-hari tertentu seperti kelahiran NU. "Meskipun semua materi pelajaran beserta dewan asatidz di madrasah ini berasal dari pesantren NU, namun sangat diperlukan juga pengajaran tentang ke-NU-an selain yang sudah ada dikurikulum pendidikan berbentuk kitab kuning sperti risalah ahlussunah, sehingga momentum harlah inilah sebagain cara yang kami lakukan dalam rangka itu." Pungkas Kepala Madin NU Buaran.